KESELAMATAN YANG DAPAT HILANG

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 3:8-9)

kata-mutiara-martin-luther-kingApa yang dapat kita kerjakan untuk memperoleh keselamatan? Keselamatan tidak akan pernah dapat kita usahakan, karena keselamatan merupakan kasih karunia pemberian Allah bagi mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Tetapi bagi kita yang sudah memperoleh keselamatan, harus mengerjakan keselamatan kita dengan sungguh-sungguh supaya anugerah keselamatan itu tetap ada dalam hidup kita. Artinya suatu saat nanti kita akan dibebaskan dari hukuman maut dan bersama-sama dengan Allah berada dalam Kerajaan Sorga yang kekal. Kalau kita mencermati dan menganalisa apa yang dikatakan oleh Alkitab maka kita akan menemukan ayat-ayat yang membuat kita harus sungguh-sungguh mengerjakan keselamatan yang telah Tuhan karuniakan bagi yang percaya kepada Dia. Ada beberapa penjelasan dalam Alkitab yang menyatakan bahwa kita dapat kehilangan keselamatan kita dan gagal untuk masuk dalam Kerajaan-Nya yang mulia dan kekal.

Apa yang dapat membuat kita kehilangan keselamatan?

1.  Kebencian

Dalam I Yohanes 3:15, “Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal dalam dirinya.” Ayat ini menjelaskan tentang seseorang yang sebelumnya telah menerima hidup yang kekal dalam dirinya tetapi dalam perjalanan mengiring Kristus dia membiarkan ada suatu kebencian yang menguasai hati dan hidupnya, maka di hadapan Allah ia disamakan dengan seorang pembunuh sehingga kehilangan kehidupan kekal yang telah dimilikinya.

Dalam teks ayat di atasnya menjelaskan bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup yang kekal, yang harus sungguh-sungguh dikerjakan adalah ketika dunia membenci kita atau melakukan perbuatan, tindakan-tindakan yang sangat menyakitkan maka kita harus tetap mengasihinya, karena barangsiapa tidak mengasihi maka ia tetap di dalam maut. Mengasihi yang ditekankan dalam ayat-ayat sesudahnya adalah mengasihi bukan hanya dengan perkataan atau dengan lidah tetapi mengasihi dengan perbuatan dalam kebenaran.

Salah satu indikasi kehidupan pada zaman akhir ini adalah di mana kasih di antara sesama sudah menjadi dingin atau hambar, oleh sebab itu lakukan perbuatan kasih sebagai orang yang telah menerima anugerah hidup kekal untuk mengalahkan dan menghancurkan kebencian, sehingga kita tetap memiliki hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus, memang di dalam kasih itu ada pengorbanan dan pengampunan yang harus kita kerjakan dengan melihat teladan Kristus di dalam pengorbanan dan pengampunan yang diberikan kepada kita.

2.  Gagal Menjadi Pohon Yang Baik Dengan Buah Kebenaran

Dalam Matius 7:17-20 menjelaskan tentang perbedaan antara pohon yang baik dengan buah yang baik dan pohon yang tidak baik dengan buah yang tidak baik serta ketidakmungkinan pohon yang baik dengan buah yang tidak baik atau pohon yang tidak baik dengan buah yang baik, jadi dari buahnyalah kita dapat mengenal mereka. Ayat ini dikatakan oleh Tuhan Yesus berkenaan dengan nabi-nabi palsu yang datang seperti domba, tetapi sesungguhnya adalah serigala yang buas di mana mereka memberikan pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, nah dari buahnyalah kita akan dapat menilainya.

Ayat ini merupakan perumpamaan yang diajarkan untuk memahami bahwa sebagai orang yang percaya kepada Kristus kita adalah pohon yang baik yang menghasilkan buah kehidupan yang baik dan juga harus tetap mempertahankan menghasilkan buah yang baik, karena di dalam Matius 7:21-23, Firman Tuhan mengatakan: jika kita gagal untuk tetap mempertahankan melakukan kehendak Bapa dalam kehidupan kita, maka Tuhan tidak akan segan-segan untuk mengatakan supaya kita enyah dari hadapan-Nya, karena bukan setiap orang yang berseru Tuhan, Tuhan yang akan masuk kedalam Kerajaan Sorga tetapi hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa. Jika kita tetap hidup di dalam kebenaran Firman-Nya maka yang kita hidupi dan lakukan adalah kehendak Bapa, untuk itu kita harus tetap mempertahankan posisi kita sebagai pohon yang baik dengan buah yang benar di hadapan Bapa agar kita masuk dalam Kerajaan Sorga.

Beberapa contoh dalam Alkitab seperti Salomo yang di masa mudanya hidup benar dan berkenan di hati Tuhan, bahkan mengalami perjumpaan dua kali dengan Tuhan dan ketika Tuhan menanyakan apa yang diminta, maka Salomo meminta perkara rohani, kebijaksanaan untuk dapat menimbang perkara dengan benar. Bahkan Salomo dipercaya untuk membangun Bait Allah yang ingin dibangun oleh ayahnya Daud tetapi karena Daud banyak menumpahkan darah maka Tuhan tidak mengijinkannya. Pada waktu Bait Allah ditahbiskan maka II Tawarikh 5:13-14 mencatat  kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Allah sehingga tidak ada imam yang tahan berdiri, mereka sujud, tersungkur di hadapan Tuhan, sungguh Tuhan berkenan atas Salomo, ketika Salomo mempersembahkan korban maka Tuhan berkenan dengan api Tuhan yang turun dari langit serta kemuliaan-Nya memenuhi Bait Allah, tetapi Salomo gagal mempertahankan hidupnya untuk tetap menjadi pohon yang baik dengan buah yang benar, Alkitab mencatat di usia tuanya, Kitab I Raja-raja 11:6 mencatat Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa dari istrinya.

Contoh yang lainnya adalah Demas, dalam surat penggembalan di II Timotius 4:10, dengan jelas Paulus memberitahukan kepada Timotius, bahwa Demas yang menjadi bagian dalam tim pelayanan Paulus yang sebelumnya telah memenuhi kualifikasi karena Paulus tidak dengan sembarangan mengajak orang untuk terlibat dalam tim misinya, perlu diketahui pada misi pertama pelayanan Paulus bersama dengan Barnabas tetapi pada misi kedua Paulus bersama dengan Silas, ada perbedaan pendapat antara Paulus dengan Barnabas untuk mengikut-sertakan Yohanes yang disebut Markus dalam pelayanan misi keduanya, karena Paulus menilai Markus tidak memiliki komitmen, kesungguhan dalam pelayanan sehingga tidak memenuhi kulifikasi untuk pelayanan berikutnya (Kisah Para Rasul 15:37-40) artinya setiap individu dalam tim Paulus memiliki kualitas rohani yang teruji, tetapi dalam suratnya kepada Timotius, Paulus memberitahukan Demas sudah mencintai dunia dan tidak lagi ikut dalam pelayanan, artinya Demas gagal untuk mempertahankan diri menjadi pohon yang baik dengan buah kehidupan yang benar di hadapan Tuhan.

3.  Mencemarkan Pakaian Kekudusannya

Dalam Wahyu 3:3-5, “Tuhan mengingatkan untuk bertobat dan berjaga-jaga karena Dia akan datang seperti pencuri yang tidak diketahui kapan waktunya, serta Tuhan memberitahukan ada beberapa orang di Sardis yang tidak mencemarkan pakaiannya, mereka akan berjalan dengan Tuhan karena mereka layak untuk itu, jika kita menang untuk tidak mencemarkan pakaian kita, maka Tuhan tidak akan menghapus nama kita dari kitab kehidupan melainkan Tuhan Yesus akan mengakui nama kita di hadapan Allah Bapa dan para malaikat-Nya.” Sungguh merupakan suatu keadaan yang luar biasa bagi setiap orang percaya yang tetap memelihara dan berjuang dalam hidupnya supaya tetap kudus dan berkenan di hadapan Tuhan Yesus, tetapi bagaimana dengan mereka yang sudah menerima pakaian putih dan mencemarkan pakaiannya? Sudah pasti namanya yang tadinya ada dalam Kitab Kehidupan akan dihapus dari Kitab Kehidupan dan Tuhan Yesus tidak akan mengakui namanya di hadapan Allah Bapa dan para malaikat-Nya.

Pakaian merupakan bahasa simbol untuk menjelaskan kehidupan, bagi kita yang percaya kepada Kristus maka Darah-Nya telah menguduskan dan menyucikan kita sehingga kita telah memakai pakaian yang putih, bagian yang kita kerjakan adalah membuat pakaian itu tetap putih dengan pertolongan dari Roh Kudus yang memimpin dan menuntun kita untuk hidup berkenan kepada Bapa (Roma 8:8, “Mereka yang hidup di dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah).

Bagaimana supaya nama kita tidak dihapus dari Kitab Kehidupan, diakui oleh Tuhan Yesus di hadapan Bapa, maka Rasul Petrus juga menuliskan bagi kita yang sudah percaya (II Petrus 1:5-11) untuk harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu/kepercayaanmu yaitu kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih dan kasih kepada semua orang, juga mengingatkan bahwa dosa-dosa yang dahulu sudah dihapuskan maka berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Jika kita melakukannya maka kita tidak akan tersandung tetapi dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan Allah yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.

Ketika kita sungguh-sungguh membaca dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan maka kita tidak akan mudah menerima pengajaran yang mengabaikan tanggung-jawab sebagai orang yang sudah percaya untuk sungguh-sungguh hidup bertahan dalam kebenaran-Nya sampai kesudahannya, oleh sebab itu biarlah setiap kita mengerjakan keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan dalam hidup kita dengan takut dan gentar serta melakukan perintah-Nya, mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan dan tak bercacat cela kepada Allah menjelang kedatangan-Nya yang sudah di ambang pintu. (AEN)


Silakan share :