KHOTBAH GEMBALA

“MENJADI PENUAI-PENUAI DI AKHIR ZAMAN!”


Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,

Hari ini kita semua bersukacita sebab tepat tanggal 4 September 2016, gereja kita, keluarga besar GBI Jl. Jend. Gatot Subroto genap berusia 28 tahun! Selamat ulang tahun yang ke-28, Tuhan Yesus memberkati Saudara berlimpah-limpah-limpah-limpah!

28 tahun yang lalu ibadah yang pertama diadakan di Wisma Karsa Pemuda. Saat itu yang hadir sekitar 400 orang, dan:

• dari satu gereja sekarang telah menjadi ±950 gereja,

• dari sekitar 400 orang sekarang telah menjadi sekitar 250.000 orang; baik dalam maupun luar negeri.


Kita juga berjejaring dengan 8.000 hamba-hamba Tuhan dari PPHTGD (Persekutuan dan Pelayanan Hamba Tuhan Garis Depan) di mana hampir sekitar 80% denominasi di Indonesia ada didalam persekutuan itu. Selain itu, di luar negeri kita berjejaring dengan kegerakan-kegerakan internasional, sehingga setelah 28 tahun pelayanan gereja ini sudah berdampak kepada jutaan orang di bangsa-bangsa!

Kisah Para Rasul 15:15-18

“Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula.”

DNA gereja kita adalah Restorasi Pondok Daud. Saya dipanggil menjadi hamba Tuhan dengan satu tugas khusus, yaitu untuk menjadi alat Tuhan untuk merestorasi Pondok Daud. Apa maksud Tuhan merestorasi Pondok Daud? Supaya semua orang lain mencari Tuhan, dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah yang Kusebut milik-Ku, artinya supaya segala bangsa diselamatkan! Supaya terjadi penuaian jiwa yang terbesar! Gereja mempunyai tugas yang diberikan oleh Tuhan untuk menuai jiwa-jiwa melalui Restorasi Pondok Daud.

Inilah yang diucapkan oleh Yakobus di dalam sidang di Yerusalem, yaitu sidang tentang bangsa-bangsa lain selain bangsa Israel yang diselamatkan. Ternyata orang-orang Yahudi itu tidak rela kalau bangsa-bangsa lain turut memperoleh keselamatan seperti apa yang mereka dapatkan, sehingga mereka berkata, “Pokoknya bangsa lain kalau mau selamat harus disunat dan harus mengikuti hukum Musa!”. Kemudian Petrus berdiri dan berkata, “Mengapa kamu mau mencobai Allah dengan memberikan kuk kepada mereka (artinya kepada kita)? Satu kuk yang tidak mungkin kita pikul, nenek moyang kita tidak dan kita pun tidak bisa. Mengapa? Sebab kita tahu keselamatan itu bukan karena disunat, bukan karena mengikuti hukum Musa, tetapi karena kasih karunia daripada Tuhan Yesus” (Kisah Para Rasul 15:10-11).

Setelah mereka ramai berdebat, tiba-tiba mereka diam. Kemudian Barnabas dan Paulus berdiri, mereka bersaksi bagaimana Tuhan memakai mereka untuk memenangkan orang-orang dari bangsa lain selain dari bangsa Yahudi.

Kemudian Yakobus berdiri dan seperti apa yang kita baca tadi dia berkata, “Ini restorasi Pondok Daud, ini adalah penggenapan daripada apa yang terjadi hari-hari ini, yaitu bangsa-bangsa lain selain bangsa Yahudi juga diselamatkan”.

Jadi Restorasi Pondok Daud itu berbicara tentang penuaian jiwa yang terbesar. Saya selalu katakan ‘yang terbesar’, mengapa? Sebab tadinya keselamatan hanya untuk orang Yahudi, tetapi sekarang untuk bangsa-bangsa lain termasuk Saudara dan saya!

DNA Gereja Kita Adalah Restorasi Pondok Daud

Hari-hari ini sedang memasuki masa penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Tuhan ingatkan kembali bahwa DNA Restorasi Pondok Daud itu sebenarnya bukan hanya untuk gereja kita saja, tetapi seharusnya menjadi DNA-nya semua gereja! Dan Tuhan memberikan beberapa konfirmasi-Nya:

1. Tanggal 28 April 2016, melalui Pentecostal Theological Seminary dari Church of God, kita diberikan ‘Chair’, yang namanya Restorasi Pondok Daud. Dulu saya mendapatkan itu secara profetik, tetapi sekarang Tuhan bakukan menjadi sebuah disiplin ilmu dan itu akan diajarkan di seluruh dunia.

2. Chuck Pierce pernah menubuatkan bahwa saya akan dipakai dalam hal healing. Di bulan April 2016, kembali beliau mendapatkan bahwa hari-hari ini bahwa Tabernakel Daud itu sedang dipertontonkan dan dimunculkan di muka bumi ini. Dan ini akan berpengaruh terhadap budaya-budaya agama yang lain. Dan itu merupakan proto-type untuk gereja masa depan.

3. Bulan Juni 2016, Rev. Jacob Kurien menubuatkan saya dalam MDPJ di SICC. Dia melihat saya sedang membawa obor seperti pelari Olimpiade ke bangsa-bangsa untuk menyalakan api kebangunan rohani di bangsa-bangsa. Dan Tuhan berkata kepada saya, “Pemahaman tentang kebangunan rohani yang kau terima itu tidak akan sama dengan yang diterima oleh orang lain”. Karena itu kadang-kadang saya dikatakan sebagai orang yang kontroversial dan itu tidak apa-apa juga karena memang pemahaman yang saya terima dari Tuhan itu kebanyakan berbeda, tetapi setelah dijelaskan baru mereka mengerti.

4. Tanggal 17 Agustus 2016, Rev. Cindy Jacob datang ke Indonesia dalam acara Impact Conference di Emporium Pluit, dan beliau menubuatkan tentang saya sebagai berikut:

“Dan Tuhan katakan, “Engkau akan masuk dalam satu musim yang baru. Aku akan berikan kamu kantong anggur yang baru untuk musim yang baru ini karena Tuhan katakan, “Ini waktu penuaian! Ini waktu penuaian!”. Dan Tuhan katakan, “Ini adalah waktu untuk menuai bangsa-bangsa!”. Dan Tuhan katakan, “Aku akan memakai engkau untuk melakukan kegerakan penanaman gereja yang mencakup seluruh bumi!”. Dan Tuhan katakan, “Pesan pemulihan Pondok Daud akan membuka bangsa-bangsa!”. Dan Tuhan katakan, “Aku akan memakai engkau untuk mengutus para musisi dan misionaris doa untuk pergi ke ujung-ujung bumi dan tempat-tempat dimana mereka injak, mereka akan menanam gereja di situ!”. Dan Tuhan katakan, “Aku sedang memberikan peningkatan pengurapan mujizatmu, engkau akan meminta kepada-Ku lebih lagi dan Aku akan berikan lebih. Ini adalah tujuan hidupmu, anak-Ku”. Tuhan katakan, “Sama seperti waktu di zaman Smith Wigglesworth yang meninggalkan warisan apostolik, engkau akan menjadi Rasul Kesembuhan, Rasul Pemulihan Pondok Daud” dan Tuhan katakan, “Musim penuaian telah mulai!”. Haleluya!”

Tahap-tahap Restorasi Pondok Daud

Mari melihat bagaimana cara Tuhan dalam kurun waktu 25 tahun merestorasi doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Kita akan membaginya menjadi kurun waktu 5 tahun-an dari 25 tahun tersebut:

1. Lima Tahun Pertama (1988-1993) Restorasi dalam Pujian dan Penyembahan

Di lima tahun ini, Tuhan banyak memberikan lagu-lagu baru kepada saya dan dalam setiap setiap kali saya berkhotbah hanya berbicara mengenai puji-pujian dan penyembahan. Banyak orang berkomentar, “Itu apa itu khotbahnya Pak Niko? Dangkal! Muji-nyembah, muji-nyembah…”, tetapi ada embel-embelnya, “Tapi heran ya, kenapa yang datang kok banyak?”.

Saya ingin bersaksi bagaimana Tuhan memberikan kepada saya lagu-lagu baru dan tibalah saatnya saya harus merekam lagu-lagu itu. Pertama kali akan merekam album pertama, tiba-tiba saya kena flu berat. “Waduh, bagaimana ini? Studionya sudah disewa, semua orang sudah siap semua dan saya harus hadir! Di dalam kondisi flu berat, saya bernyanyi dengan suara ‘parau-nya’ luar biasa. Saya berpikir, “Ini hasilnya pasti tidak karu-karuan” Pada waktu kaset itu jadi, saya diminta untuk mendoakan dan saya doakan. Lalu mereka bertanya, “Pak Niko mau mendengarkan tidak?”. Saya jawab, “Tidak…tidak”, sebab saya tahu ini pasti jeleknya luar biasa. Tiga bulan setelah itu tiba-tiba saya mendengar orang-orang diluar berkata, “Wah, itu kasetnya Pak Niko yang pertama, banyak membuat kesembuhan. Banyak orang yang bertobat!”.

Setelah itu saya baru mau mendengarkan kasetnya tersebut dan benar suaranya tidak karu-karuan, tetapi ini pelajaran pertama yang Tuhan berikan kepada saya, dan kepada gereja ini:

“Justru di dalam kelemahanmu-lah kuasa-Ku jadi sempurna!”.

“Bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan tetapi oleh Roh-Ku”, kata Tuhan.

Kita hanya bergantung kepada Tuhan dan bukan oleh karena keperkasaan, bukan oleh kekuatan, tetapi oleh Roh-Ku, kata Tuhan!

Sampai hari ini saya selalu berkata kepada Tuhan, “Tuhan, kalau Engkau tidak menuntun aku, jangan suruh aku bergerak”, seperti kata Musa. Saya tidak bisa apa-apa, kalau bukan Tuhan yang menyuruh saya, saya itu ‘NOL BESAR’! Apa yang saya lakukan itu semua Tuhan karena Tuhan yang menyuruh, meskipun orang tidak mengerti dan ada yang salah paham, saya tidak peduli.

Di tahun 1993, Tuhan memberikan visi dari Yesaya 54:2-3, “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.”

2. Lima Tahun Kedua (1993-1998) Restorasi dalam Doa, Pujian dan Penyembahan

Tuhan memberikan ayat dari Yesaya 56:7-8, “…rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa…” dan Tuhan katakan, “Kalau kamu lakukan itu, Aku akan menambahkan jiwa-jiwa yang bertobat”.

Kita mulai dengan doa puasa setiap hari Sabtu. Ini adalah puasa kebersamaan. Setelah itu kita mulai doa keliling, doa peperangan dan lebih menekankan tentang bahasa roh.

Tiba-tiba saat saya membaca buku dari Peter Wagner di situ ada sebuah kalimat, “Penginjilan yang paling efektif dengan cara membuka gereja baru”. Itu menjadi rhema. Saya lalu bertanya, “Tuhan, bagaimana caranya untuk membuka gereja baru?”. Tuhan menjawab, “Kamu kan punya Family Altar (yaitu cell group sekarang namanya ‘COOL’), kamu ambil 5 FA dan jadikan satu gereja. Ambil 7 FA, jadikan gereja, 10 FA jadi gereja! Lakukan itu sebagai kelompok intinya dan nanti akan berkembang menjadi gereja.” Itu saya lakukan dan dalam tempo hampir 2 tahun, ada hampir 200 gereja baru ditanam! Waktu itu saya dimaki-maki orang karena itu bukan hanya membuat gempar Jakarta, tetapi seluruh Indonesia gempar!

3. Lima Tahun Ketiga (1998-2003) Doa, Pujian dan Penyembahan Dalam Unity

Di dalam Yohanes 17:21,22, Tuhan Yesus berdoa, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.”

Kalau anak-anak-Nya unity, sempurna unity-nya akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran!

Tahun 2002, seorang pendoa yaitu Ibu Brigitta, memperoleh satu penglihatan penglihatan di mana saya memakai jas (artinya saya sedang dalam tugas) sedang berada di sebuah stasiun kereta api. Tiba-tiba ada suara, “Change destination! Change destination!”. Saya mengerti bahwa ini pasti akan ada perubahan dalam arah pelayanan saya. Dan ternyata benar! Saat itu Tuhan berkata kepada saya, “Niko, selama ini kamu sombong! Kamu arogan!”. Saya tidak mau berdebat, dan hanya berkata, “Ampuni saya…ampuni saya…ampuni saya, Tuhan. Apa yang harus saya perbuat?” Tuhan berkata, “Ada dua hal yang harus kamu lakukan, yang pertama turunkan nama gerejamu. Yang kedua, kamu datang ke gereja-gereja kepada hamba-hamba Tuhan, kamu minta maaf!”

Secara daging itu tidak mudah, tetapi saya taat! Bertahun-tahun saya lakukan itu sampai akhirnya mereka tahu bahwa itu benar. Roh rekonsiliasi turun antara kita dengan gereja-gereja, dan diantara gereja-gereja mereka dan tiba-tiba roh doa turun atas Indonesia. Saat itu Tuhan berkata kepada beberapa hamba Tuhan lainnya bahwa Indonesia akan mengalami transformasi!

Ternyata unity itu bukan hanya terjadi di gereja-gereja, tetapi juga antara kita dengan umat beragama yang lain juga ada unity. Ini penting!

4. Lima Tahun Keempat (2003-2008) Pemantapan Doa, Pujian dan Penyembahan Dalam Unity

Tahun 2003, NPC (National Prayer Conference) yang pertama diadakan. Rumah-rumah doa dibuka di ratusan kota. Pada waktu itu kita berdoa untuk transformasi Indonesia. Tetapi setelah itu kita dikejutkan dengan tsunami yang melanda aceh pada 24 Desember 2004 di mana lebih dari 200.000 orang yang meninggal. Lalu disusul dengan tsunami melanda Nias, gempa bumi di Yogya, bencana alam di kota-kota, akibatnya orang-orang miskin bertambah banyak, tetapi yang jelas setelah kejadian ini banyak orang yang bertobat!

Tahun 2005, kita mulai membangun SICC yang selesai di tahun 2008 dan tempat itu kemudian digunakan sebagai Gedung Serba Guna sampai dengan hari ini.

Tahun 2006, kita memulai pelayanan kesembuhan yang kita kenal dengan nama Healing Movement Crusade (HMC).

5. Lima Tahun Kelima (2008-2013) Restorasi Doa, Pujian dan Penyembahan Dalam Unity Siang dan Malam

Ini berbicara tentang doa, pujian dan penyembahan yang dilakukan secara terus-menerus siang dan malam, 24/7 atau 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.

Tahun 2010, ditandai dengan berdirinya Menara Doa di lantai 12 SICC Tower, bersamaan dengan Konferensi Dunia mengenai kepedulian terhadap orang-orang miskin (Global Conference On Care) Indonesia. Di tahun ini juga kita mulai masuk dalam pelayanan media TV melalui acara ‘A Time For Healing’ yang ditayangkan di Life Channel. Pelayanan ini sekarang sudah berkembang meliputi RCTI, Indosiar, U Channel dan TV Rusia yaitu TBN Rusia.

Tahun 2011, Konferensi Empowered 21 Asia Pertama di Indonesia.

Empowered 21 berbicara tentang Roh Kudus, yaitu tentang apa yang Roh Kudus akan kerjakan ke depan, terutama juga apa yang akan Roh Kudus kerjakan melalui generasi orang-orang muda.

Tahun 2012, Konferensi World Prayer Assembly ke-2 di SICC dengan tema, “A New Wave Is Coming”, Habakuk 2:14, “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.”

Ini adalah tentang pencurahan Roh Kudus yang luar biasa. Seorang hamba Tuhan yang bernama Leslie W. Keegel pada waktu itu datang dan menubuatkan bahwa WPA ini merupakan proses awal atau tanda akan terjadinya penuaian jiwa besar-besaran.

Tahun 2013, Empowered 21 Asia ke-2 di SICC dan dideklarasikan tentang dimulainya Pentakosta yang ketiga.

Pondok Daud dan Pentakosta ketiga itu Tuhan berikan melalui kita atau gereja ini. Sejak tahun 2000, ketika saya berada di Jerusalem House of Prayer for All Nations, setiap kali saya diperkenalkan oleh Tom Hess kepada orang lain sebagai pembicara, mereka pasti akan mengatakan, “Ini adalah hamba Tuhan yang mempunyai hati seperti Daud”.

Saya percaya bahwa ada hubungan yang erat antara kita dengan kehidupan Daud. Orang Yahudi percaya bahwa kelahiran Daud dan kematiannya itu pada Hari Raya Pentakosta. Oleh karena itu setiap kali saya ke Yerusalem, saya selalu harus pergi ke kamar loteng (Upper room). Upper room ini adalah tempat pertama kalinya Roh Kudus dicurahkan dan itu ada sampai dengan hari ini dan itu yang disebut persis pada Hari Raya Pentakosta. Dan yang luar biasa, dibawah tempat itu terletak makam Daud.

Setelah 25 tahun, akhirnya Tuhan menambahkan pengertian tentang arti daripada Pondok Daud dari kehidupan Daud ini, yaitu: “Prajurit Tuhan yang gagah perkasa yang mempunyai gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.”

Ini adalah sosok Daud. Daud adalah seorang prajurit yang gagah perkasa, selain itu dia juga dikatakan sebagai pemazmur yang disenangi di Israel. Gaya hidupnya adalah berdoa, memuji, dan menyembah bersama-sama siang dan malam. Itu adalah kehidupan yang intim dengan Tuhan.

Dan mengenai Daud, Tuhan berkata, “Aku telah menemukan Daud bin Isai, orang yang berkenan dihati-Ku dan yang melakukan kehendak-Ku”. Melakukan kehendak Tuhan yang mana? Alkitab katakan bahwa Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya. Hari-hari ini Pondok Daud yang Tuhan berikan adalah mereka yang melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.

Ke depan ini apa yang Tuhan mau kita lakukan? Kita sedang memasuki Pentakosta yang ke-3, artinya kita sedang memasuki masa penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Dan Tuhan mau kita melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini, yaitu menjadi penuai-penuai jiwa.


 

 

 

Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, Minggu – 4 September 2016 di JCC, Senayan. Sumber : Warta Pusat HMMinistry


Silakan share :